Ayu Ting Ting memiliki pendekatan didik yang cukup tegas terhadap anak semata wayangnya, Bilqis Khumairah Razak, dengan harapan agar anaknya memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap berbagai hal. Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Ayu, yang memiliki nama asli Ayu Rosmalina, adalah aturan ketat terkait penggunaan gadget oleh Bilqis. Ayu menghindari agar Bilqis tidak tumbuh dengan sikap acuh akibat terlalu terpaku pada gadget, sehingga ia membatasi waktu penggunaan gadget tersebut.
Ayu Ting Ting menegaskan bahwa Bilqis hanya boleh menggunakan handphone selama akhir pekan, sementara pada hari-hari biasa penggunaan gadgetnya dibatasi. Pelantun lagu “Alamat Palsu” itu berharap agar pembatasan ini akan membantu Bilqis untuk tidak terlalu tergantung pada teknologi dan menumbuhkan kesadaran serta tanggung jawab yang sesuai. Ayu merasa bersyukur karena Bilqis telah memahami pendekatan didiknya, sehingga tidak ada konflik atau perdebatan antara keduanya terkait aturan tersebut.
Dalam suasana di rumahnya, Ayu Ting Ting mengungkapkan kelegaan atas pemahaman Bilqis terhadap pendekatan didiknya. Ayu merasa bahagia karena Bilqis dapat melihat alasan di balik kebijakan tersebut dan menghormati batasan yang ditetapkan sang ibu. Hal ini menunjukkan bahwa relasi antara ibu dan anaknya berjalan dengan baik tanpa perlu ada percekcokan terkait aturan-aturan yang diberlakukan.
Ayu Ting Ting mengakui perlunya kedisiplinan dalam pengaturan penggunaan gadget bagi Bilqis guna menciptakan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman Ayu dalam mendidik putrinya menegaskan pentingnya komunikasi dan pemahaman bersama antara orang tua dan anak mengenai aturan yang diterapkan. Dengan pendekatan yang tepat dan penuh pengertian, Ayu yakin bahwa Bilqis akan tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab dan bijaksana dalam menggunakan teknologi.
Aku bukanlah tipe yang sabar, melainkan tegas dan galak. Dalam keluarga, ibu dan bapak cenderung memanjakan Bilqis, sehingga saya merasa perlu mengambil sikap tegas. Sebagai sosok yang mengemban dua peran sekaligus, saya harus mampu menjadi ayah yang tegas dan ibu yang bijaksana. Saya percaya bahwa keberanian menegur Bilqis merupakan bentuk tanggung jawab yang penting, agar ia belajar untuk lebih menghargai dan mengerti arti dari batasan serta kedisiplinan.
Di sisi lain, Ayu mengakui bahwa terkadang Bilqis melontarkan protes jika merasa ibunya terlalu ketat dalam mendidiknya. Meski begitu, Ayu tidak merasa terhalang oleh hal tersebut karena ia menyadari bahwa putrinya sudah memasuki usia yang lebih matang. Protes dan perdebatan yang timbul kini dianggap sebagai bagian dari proses pertumbuhan Bilqis, di mana ia mulai menunjukkan independensi dan pendirian yang kuat.
Menurut Ayu, cara pendekatan kepada Bilqis saat ini jauh berbeda dengan sebelumnya. Pada masa lalu, kata-kata yang diucapkan langsung didengarkan dengan baik oleh Bilqis. Namun, sekarang terdapat dinamika, di mana terjadi perdebatan dan penolakan terhadap nasihat yang diberikan. Situasi ini membuat Ayu merasa bahwa Bilqis ingin membuktikan pendiriannya sendiri sebagai seorang wanita muda yang semakin mandiri.
Dalam kesimpulannya, Ayu mencatat perbedaan signifikan dalam respons Bilqis terhadap pendekatan yang dilakukan. Dulu, Bilqis merespons dengan baik ketika diminta melakukan sesuatu, tetapi sekarang terjadi perdebatan dan penolakan. Ayu menyadari bahwa ini adalah bagian dari proses perkembangan seorang anak perempuan yang mulai mengeksplorasi dirinya serta menunjukkan penolakan yang sehat terhadap otoritas demi memperjuangkan pendapatnya.