Zaskia Adya Mecca akhirnya merasa lega setelah putranya, Bhai Kaba Bramantyo atau Kaba, diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sebelumnya, Kaba harus dirawat di rumah sakit dan bahkan mendapat perawatan intensif di ruang ICU karena mengalami pneumonia dan serangan asma.
Selama proses perawatan di rumah sakit, Zaskia menghabiskan waktu di samping putranya, Kaba. Kecemasan dan khawatir selalu menyelimuti hatinya ketika melihat kondisi anaknya yang sedang berjuang melawan penyakit. Pengalaman itu membuatnya merasakan betapa beratnya beban yang harus dipikul sebagai seorang ibu.
Dalam unggahan terbarunya di akun Instagram pribadinya, @zaskiadyamecca, Zaskia Adya Mecca mengungkapkan perasaannya selama hampir seminggu menemani Kaba di rumah sakit, termasuk dua malam di ruang ICU. Kesedihan, kekhawatiran, dan rasa cemas menjadi bagian dari perjalanan panjang yang dihadapinya. Semoga Kaba kini semakin pulih dan kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Melihat anaknya terbaring lemah dan tak berdaya, Zaskia Mecca merasa hancur. Meskipun perasaannya begitu kacau, ia harus menjaga kekuatan emosinya agar tetap terlihat kuat di hadapan anaknya. Sebagai istri dari Hanung Bramantyo, Zaskia juga harus menenangkan putranya yang kesulitan bernafas.
“Serangan asma pada malam Kamis benar-benar membuatnya lemas, dengan nafas yang pendek-pendek. Saat itu terasa begitu tidak berdaya, semuanya panik, tetapi saya tak henti-hentinya mengatakan, ‘Ayo, ikuti irama napasmu, Laa ilaaha illallah’, sambil gemetar kurang dari 10 menit serangan itu berlangsung. Anak saya pun harus pindah ke ICU, saya bahkan harus menandatangani persetujuan penggunaan ventilator serta bagaimana cara penggunaannya ketika napasnya tidak stabil, rasanya seperti melayang.. semuanya seperti gema yang berputar di dalam kepala,” ungkapnya.
Zaskia Adya Mecca segera mengalihkan perhatiannya pada berita-berita mengenai nasib warga Palestina. Meskipun mengalami kesulitan, dia merasa pengalaman pribadinya tidak sebanding dengan penderitaan yang sedang dialami warga di sana, yang terus menerima serangan bertubi-tubi. Zaskia mencoba untuk menguatkan dirinya dengan berpikir bahwa ujian yang dihadapinya jauh lebih ringan dibandingkan dengan situasi di Palestina.
“Buru-buru saya membuka berita tentang Palestina, saya melihat bagaimana orang tua dan anak-anak di sana diuji, hati saya menjadi lebih kuat dan saya merasa bahwa, ‘Ujianmu sejauh ini jangan dibandingkan, jangan takut, jangan khawatir.. situasi yang kami hadapi jauh lebih baik daripada di sana!’ ” ungkapnya.
Beruntung, Zaskia juga berkesempatan untuk bertemu dengan kedua orangtuanya serta suaminya yang menjadi tiang kokoh dalam memberikan dukungan dan menjadi tempat bagi Zaskia untuk berbagi beban hatinya. Akhirnya, setelah diperbolehkan pulang oleh dokter, Kaba pun menjalani perawatan jalan.
Keesokan harinya, kedua orangtuanya datang dengan air mata haru yang mengalir, memeluk Zaskia erat. Setelah menahan emosi selama 24 jam dan berupaya tetap tenang di depan Kaba, Zaskia merasa lega dapat meluapkan perasaannya. Kehadiran Mas Hanung dari Jogja juga turut meringankan beban Zaskia, memberikan dukungan serta teman untuk berbagi cerita.
Kisah Zaskia dan Kaba menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memiliki support system yang solid dalam menghadapi cobaan. Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat menjadi penyejuk dalam keterpurukan, membuka ruang untuk berbagi dan menguatkan satu sama lain dalam menghadapi segala tantangan.