Meggy Wulandari mengungkapkan penolakannya terhadap pernyataan mantan suaminya, Kiwil, yang mengklaim bahwa aset yang dimiliki selama pernikahan adalah atas nama istri. Dalam wawancaranya yang baru-baru ini tersebar luas, Kiwil mengusulkan agar kedua mantan istrinya, Meggy dan Rohimah, menjual aset yang diberikan olehnya untuk memenuhi kebutuhan ketujuh anak-anak mereka.
“Rumah, mobil, tanah, investasi, tidak ada yang atas nama saya. Semuanya dimiliki oleh istri. Jadi jika Anda tidak mampu memenuhi kebutuhan, silakan dijual saja. Lagipula semuanya sudah milik kalian,” ujar Kiwil dalam kanal YouTube Kasisolusi.
Namun, Meggy menegaskan bahwa Kiwil tengah bermimpi. Secara tegas, dia menyatakan bahwa kekayaan yang dimilikinya saat ini merupakan hasil dari kerja keras dan jerih payahnya dalam mengumpulkan uang, bukan dari pemberian pria berusia 51 tahun tersebut.
“Kiwil sedang terpengaruh khayal. Semua aset yang saya beli telah terdaftar atas nama saya. Saya memperolehnya dengan usaha sendiri, hasil dari pendapatan saya dalam dunia syuting,” ungkap Meggy Wulandari dalam wawancaranya, sebagaimana dikutip dari akun YouTube Citra Selebriti.
Meggy dengan tegas menyatakan bahwa pembelian rumahnya tidak melibatkan Mas Kiwil, terjadi setelah perceraiannya dari Mas Kiwil di tahun 2011 hingga 2013. Pada tahun 2012, Meggy membeli rumah tersebut di Jakarta. Dengan demikian, dalam proses pengusutan, tidak ditemukan kontribusi aset dari Mas Kiwil terkait rumah tersebut.
Meggy juga menegaskan bahwa selama 17 tahun pernikahannya dengan bintang film Setan Budeg, ia tidak pernah menerima aset apapun, melainkan hanya dana bulanan untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk anak-anaknya. Ia menyebut bahwa kontribusi dari Mas Kiwil untuk kebutuhan sehari-hari tersebut sangat berarti baginya dan anak-anaknya.
Meskipun ada bantuan dari Kiwil dalam pembangunan rumah, Meggy menjelaskan bahwa tidak semua dana berasal dari Kiwil, bahkan rumah tersebut sudah dijual. Ketika pertama kali menikah, Meggy memiliki tanah pribadi di dua lokasi yang digunakan untuk membangun rumah dengan dana bersama. Setiap pihak, termasuk Mas Kiwil, mengangsur sebesar Rp30 juta dengan pembayaran bulanan sebesar Rp5 juta kepada teman almarhumah nenek Meggy.
Hal ini menunjukkan bahwa Meggy dan Mas Kiwil memiliki kontribusi dalam membangun rumah mereka, namun tidak semua aset diperoleh dari Kiwil. Persoalan aset dan kebutuhan sehari-hari yang diatur secara terpisah dalam hubungan pernikahan mereka memberikan gambaran tentang dinamika hubungan serta tanggung jawab masing-masing pihak dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
“Jadi, rumah itu dibangun dengan bantuan keluarga saya dan uang dari Mas Kiwil sehingga menjadi sebuah rumah yang layak. Namun, rumah tersebut sudah dijual sejak kapan ya,” lanjutnya.
Selain itu, dalam konteks perpisahan, Meggy Wulandari menanggapi dugaan cerai dari Muhammad. Dalam pernyataannya, Meggy menegaskan agar Kiwil menghentikan praktek mengarang cerita. “Jika dikatakan bahwa aset berada atas nama istri, itu lucu. Tidak ada aset yang ditinggalkannya,” ungkap Meggy.
Lebih lanjut, dalam mengomentari kehidupan yang dipenuhi dengan kebohongan, Meggy menyampaikan rasa iba, “Sangat kasihan, hidup dengan kebohongan terus-menerus. Tidak akan membawa berkah. Saya sendiri juga merasa lelah jika hidup penuh dengan kebohongan,” tegasnya.