Mantan istri Boris Bokir, Irma Purba, mengungkapkan pengalaman pahitnya saat merasa ingin bunuh diri setelah melahirkan anak pertama bersama Boris Bokir. Niat tersebut timbul setelah Irma Purba menemukan bahwa melahirkan telah mengubah penampilannya menjadi jelek, yang mengarah pada kekurangan rasa percaya diri.
Sebelumnya, Irma, yang seorang pramugari, memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya karena keinginan untuk memiliki anak. Setelah hamil dan melepaskan jabatannya, Irma fokus pada tugasnya di rumah untuk merawat keluarganya, termasuk putri semata wayang mereka.
Kesulitan muncul ketika putri mereka mulai memasuki tahap pemberian makan pendamping ASI (MPASI). Irma Purba mengakui bahwa dia mengalami baby blues yang parah ketika anak perempuannya, bernama Shalom, tidak mau makan dengan baik. Masalah semakin bertambah ketika Irma harus mengatasi sendiri situasi yang rumit ini, merawat rumah tangga sambil berusaha memastikan kesejahteraan anaknya.
Dalam sebuah wawancara dengan Kanal Youtube Melaney Ricardo pada Minggu (2/6/2024), Irma Purba menyampaikan bahwa tantangan terbesar muncul saat anaknya sulit menerima MPASI. Keputusasaan terus memuncak hingga Irma merasakan momen panik saat berada di dapur, di mana ia mengakui telah berteriak, memecahkan barang-barang, dan menangis, mencerminkan kondisi emosional yang berat yang dialaminya pada masa itu.
Irma Purba mengungkapkan momen sulit saat anaknya enggan makan dan menolak disuapi. Merasa cemas, Irma bahkan berteriak karena khawatir akan membahayakan anaknya. Takut akan konsekuensi, Irma segera lari ke dapur dan memecahkan semua kaca gelas yang ada. Dalam keadaan putus asa, ia memutuskan untuk meredakan emosinya dengan menangis dan meneriakkan kekesalannya.
Setelah meluapkan kemarahannya, Irma Purba segera membersihkan puing-puing kaca yang berserakan di dapur. Meskipun Boris Bokir, suaminya, ada di sana, ia lebih memilih untuk membawa anak mereka, Shalom, ke kamar dan mengunci pintu. Meskipun langkah tersebut mengecewakan Irma, namun dia memilih untuk tidak memperpanjang masalah dan memilih untuk berdoa kepada Tuhan sebagai solusi atas kesulitan yang dihadapinya.
Kekecewaan Irma tidak mempengaruhi keputusannya untuk menyelesaikan konflik dengan damai. Meskipun Boris Bokir lebih memprioritaskan anak mereka, Irma memilih untuk menjauhkan diri dari konflik dan mencari ketenangan melalui doa kepada Tuhan. Langkah tersebut membantu Irma mengatasi stres yang mungkin dialaminya dalam menghadapi situasi sulit tersebut.
Irma tidak menyembunyikan kenyataan bahwa pada masa lalu, dia berusaha bunuh diri sebanyak tiga kali karena melihat situasi yang sulit di hadapannya. Pada saat itu, Irma merasa bahwa dia tidak akan mampu bertahan.
Namun, dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, Irma mulai menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi. Proses ini berjalan perlahan, tapi membawanya pada penyelesaian yang mengatasi masalah-masalah yang menghantuinya.
Menurut Irma, kunci dari semua itu adalah doa. Dia mengakui bahwa tujuan utamanya adalah untuk kembali ke jalan spiritual dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Menghadapi tingkat stres dan tekanan yang berat, Irma mengungkapkan bahwa dia bahkan berpikir untuk bunuh diri sebanyak dua hingga tiga kali dalam rentang waktu tertentu.