Jangan Salahkan Aku Selingkuh, Ungkap Rasa Sakit Marshanda Dikhianati

Riki Prayoga

Baru-baru ini, Marshanda membagikan pengalaman yang dialaminya saat memerankan karakter Anna dalam serial terbarunya yang berjudul Jangan Salahkan Aku Selingkuh. Dalam peran tersebut, ia harus merasakan rasa pahit sebagai seorang wanita yang diselingkuhi dan dikhianati oleh pasangannya. Dengan menyuguhkan peran yang penuh dengan emosi mendalam, Marshanda menegaskan bahwa ia berhasil memisahkan diri dari perasaan negatif yang muncul selama proses akting tersebut.

Menjelaskan pengalamannya, Marshanda dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada trauma berkelanjutan yang ia alami setelah memerankan karakter tersebut. Ia menekankan bahwa perannya dalam serial tersebut tidak membawa dampak yang signifikan pada kehidupan pribadinya, dan tidak menyebabkan trauma yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Marshanda merasa bersyukur bahwa peran tersebut tidak membuatnya menutup diri terhadap kemungkinan menjalin hubungan di masa depan.

Sebagai seorang aktris profesional, Marshanda mengakui bahwa setiap adegan yang diperankannya memerlukan emosi yang intens. Dia menekankan bahwa penonton akan dapat merasakan kedalaman kesedihan yang dialami karakternya berkat penghayatan emosi yang kuat. Meskipun begitu, Marshanda mampu melepaskan emosi tersebut dengan bijak setelah selesai memainkan adegan tersebut, sejalan dengan nasihat yang diterimanya dari sang sutradara, Rudi.

Marshanda menambahkan bahwa Rudi, sang sutradara, telah mengajarkannya untuk tetap menjaga intensitas emosi saat berakting, namun kemudian merelakannya begitu adegan selesai. Hal ini merupakan nasihat yang sangat berharga bagi Marshanda, karena ia diajarkan untuk memisahkan antara emosi yang dialami saat berakting dengan kehidupan sehari-harinya. Dengan demikian, Marshanda dapat tetap fokus pada peranannya tanpa membawa beban emosional yang berlebihan ke kehidupan nyata.

marshanda (4)

Selain menjelajahi karakter, Marshanda juga meraih banyak pelajaran mengenai esensi pernikahan. Baginya, serial ini menggambarkan bahwa pernikahan tidak mencapai puncak, melainkan menjadi awal dari perjalanan panjang antara dua individu yang saling mencintai. Dalam realisasi pernikahan, dia menemukan bahwa proses belajar dan menerima pasangan adalah tahapan yang tak pernah berakhir.

Marshanda menyatakan, “Pernikahan bukanlah garis finish. Kita senantiasa dalam proses belajar dan tumbuh bersama pasangan.” Pandangannya menekankan pentingnya kesiapan pasangan suami dan istri untuk bersama-sama menghadapi perubahan dan tantangan yang melintasi perjalanan pernikahan. Keberadaan jaminan kesempurnaan dalam kehidupan rumah tangga bukanlah hal pasti, namun merupakan bagian dari kontinuitas pembelajaran yang harus dijalani.

Dalam konteks pernikahan, Marshanda menyoroti bahwa kedua belah pihak harus mengantisipasi dinamika dan perubahan yang terjadi seiring waktu. Ia menekankan, “Kadang-kadang, ketenangan setelah menikah hanyalah ilusi. Pasangan kita lima tahun lalu mungkin menjadi individu yang berbeda saat ini. Pertanyaannya, mampukah kita menerima transformasi itu dengan lapang dada? Inilah kontinuitas belajar yang tak pernah usai.” Dalam kesimpulannya, Marshanda menegaskan bahwa pernikahan melibatkan perjalanan belajar yang konstan dan saling mendukung untuk meraih keseimbangan dan kedewasaan bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!