Naura Ayu mengungkapkan bahwa ia memiliki sebuah grup WhatsApp yang hanya beranggotakan dirinya sendiri. Alasannya membuat grup tersebut adalah karena ia lebih suka mengalirkan perasaannya secara pribadi kepada dirinya sendiri atau kepada orang tuanya, daripada berkumpul dengan sahabatnya. Saat berbincang dengan Vidi Aldiano, Naura menjelaskan bahwa ia bukanlah sosok yang mudah membuka diri dan berbagi banyak hal kepada sahabatnya. Lebih dari itu, Naura lebih memilih untuk mengungkapkan perasaannya kepada kedua orang tuanya.
Dalam percakapannya dengan Vidi Aldiano, Naura mengungkapkan, “Di WhatsApp, aku memiliki grup bersama diri sendiri. Jadi, jika orang lain banyak menuliskan catatan, saya juga banyak menuliskan catatan ketika saya lagi merasa resah. Karena saya bukan jenis orang yang akan langsung membuka diri dan curhat kepada sahabat, tidak.” Naura menjelaskan bahwa tidak semua hal ia ceritakan kepada sahabatnya, tetapi pasti akan menuangkan isi hatinya kepada ibu atau ayahnya.
Mendengar bahwa Naura lebih sering berbagi perasaan kepada kedua orang tuanya, Vidi Aldiano merasa kagum. Ia bahkan mengatakan bahwa kedua orang tua Naura sangat beruntung memiliki anak yang begitu terbuka dan tidak segan untuk berbagi segala aspek dalam kehidupan mereka. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran kedua orang tua dalam kehidupan Naura, serta kepercayaan yang diberikan Naura kepada mereka dalam menyampaikan perasaannya.
Keberanian Naura dalam membagikan perasaan dan kehidupannya kepada orang tuanya merupakan suatu hal yang patut diapresiasi. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara Naura dengan kedua orang tuanya serta kepercayaan yang dibangun di antara mereka. Keterbukaan Naura dalam berkomunikasi dengan orang tuanya juga mencerminkan pentingnya memiliki figur pendukung dan pengertian dalam perjalanan kehidupan seseorang.
Dari pernyataan Naura Ayu, terlihat betapa pentingnya peran orang tua dalam mendengarkan, memahami, dan merespons perasaan anak-anak mereka. Komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak adalah landasan kuat dalam membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.
“Pokoknya aku selalu curhat ke mama papa. Jadi, mama papa yang tahu aku sebenarnya seperti apa, bukannya sahabat aku,” tambahnya. Naura menyatakan bahwa ia selalu berbagi keluh kesah dengan orang tuanya, meyakini bahwa ibu dan ayahlah yang mengenal dirinya dengan sebenarnya. Ia merasa lebih nyaman untuk berbagi dengan kedua orang tuanya daripada dengan sahabat-sahabatnya.
Lebih lanjut, Naura mengungkapkan bahwa ia sering menggunakan grup WhatsApp sebagai tempat untuk mencurahkan perasaan dan melihat perkembangan dalam kehidupannya. Bahkan, ia mengakui bahwa grup tersebut membantu dirinya untuk mengontrol kehidupannya, menentukan kapan ia harus berhenti bersedih dan menghadapi segala kesulitan. “Di grup WhatsApp-ku, aku ingin melihat apakah ada perkembangan dari titik kesedihan. Saya suka memeriksa diri sendiri, sehingga saya tahu kapan harus berhenti. Dari situ, saya dapat melihat progres saya setiap bulannya,” paparnya.
“Kapan aku berlarut-larut dalam kesedihan, kapan aku harus bangkit lagi karena punya banyak tanggung jawab, itulah kenapa aku harus punya gambaran. Kalau aku senang, aku ada cerita yang bikin aku bahagia, aku bangga sama diri aku, aku juga ketik disitu. Jadi aku tahu hidup aku kayak gimana,” pungkasnya. Naura menjelaskan bahwa dengan mengevaluasi dirinya sendiri melalui grup WhatsApp, ia dapat mengetahui titik-titik di mana ia terlalu lama terjebak dalam kesedihan dan kapan ia harus bangkit kembali. Melalui cara ini, ia dapat lebih mudah mengendalikan emosinya dan memahami bagaimana menghadapi tantangan serta kebahagiaan dalam hidupnya.