Nicholas Saputra mendapat sorotan luas dalam dunia online. Keputusannya menjadi brand ambassador untuk susu dari produk pro-Israel menciptakan kehebohan di kalangan netizen. Penggemar film “Ada Apa Dengan Cinta” ini menyoroti langkahnya yang kontroversial, memicu diskusi di berbagai platform media sosial.
Reaksi dari warganet di media sosial X pun tak terelakkan. Salah satunya adalah akun @banyusadewa yang membagikan potret billboard dengan gambar Nicholas yang menjadi bagian dari iklan produk tersebut. Dalam unggahannya, akun tersebut mencetuskan pertanyaan mengenai langkah strategis yang diambil oleh brand tersebut dalam menghadapi boikot massal dengan menggunakan kehadiran Nicholas Saputra sebagai brand ambassador.
Kehadiran Nicholas Saputra sebagai brand ambassador susu dari produk pro-Israel mengundang beragam tanggapan dari netizen. Banyak di antara mereka yang mulai mempertanyakan apakah ketetapan tersebut akan mengakibatkan risiko boikot yang signifikan. Diskusi seputar implikasi dari keterlibatan Nicholas dalam iklan produk tersebut pun mewarnai percakapan di ranah digital, mencerminkan kompleksitas isu yang melibatkan pertimbangan etika, politik, dan sosial.
“Apa beliau ini tidak akan di-cancel seperti yang lain?? Jangan memihak begitu,” ungkap akun @tanyakanrl.
Respon terhadap momen Nicholas Saputra menjadi duta merek produk yang terkait dengan dukungan terhadap Israel pun mengalir dari berbagai netizen. Banyak di antara mereka yang menunjukkan kekecewaan dan penyesalan atas keikutsertaan Nicholas dalam promosi tersebut.
Sebagai dampak dari kontroversi tersebut, Nicholas Saputra mulai menghadapi ancaman boikot dari sebagian netizen di Indonesia. Semakin banyak warganet yang mengekspresikan harapan agar respons boikot juga dilakukan terhadap Nicholas, sebagaimana yang diterapkan pada selebritis lain yang terlibat dalam promosi produk yang mendukung Israel.
Akun @yo****** menyuarakan permintaan untuk melakukan boikot terhadap sesuatu yang belum spesifik. Sementara itu, akun @de********* menegaskan pendapat dengan meminta pengguna media sosial untuk melakukan pembatalan. Pertanyaan lanjutan diajukan oleh akun @ta******** dengan menanyakan apakah akan dilakukan boikot atau tidak. Isu yang dibicarakan tampaknya memicu reaksi dan diskusi di kalangan para pengguna media sosial.