Erwin Gutawa Sumapraja, atau lebih dikenal sebagai Erwin Gutawa, adalah seorang komponis terkemuka di Indonesia. Dilahirkan pada tanggal 16 Mei, Erwin Gutawa dikenal sebagai sosok yang sering memproduseri dan menyusun musik untuk berbagai konser musik besar di Tanah Air. Beberapa di antaranya adalah konser Ruth Sahanaya, Chrisye, dan Rossa. Sebelum mencapai kesuksesan sebagai seorang komponis ternama seperti sekarang, Erwin Gutawa memulai karirnya sebagai seorang aktor cilik nasional di awal tahun 1970-an.
Pada era tersebut, Erwin Gutawa merintis karirnya di dunia hiburan Indonesia dengan menjadi seorang aktor cilik. Ia terlibat dalam beberapa film populer pada masa itu, seperti Sebatang Kara (1973), Jangan Kau Tangisi (1974), dan Permata Bunda (1974). Melalui peran-peran yang diembannya, Erwin Gutawa berhasil menarik perhatian penonton dengan bakat dan pesonanya di layar.
Tak hanya berkiprah di dunia akting, pada tahun 1980, Erwin Gutawa beralih ke dunia musik dengan bergabung sebagai bassist dalam orkes Telerama yang dipimpin oleh Isbandi dan ditayangkan di TVRI. Keterlibatannya dalam grup musik ini memberikan wawasan dan pengalaman berharga dalam bermusik, yang akhirnya membantunya membangun karir yang gemilang di industri musik Tanah Air.
Dari jejak karirnya yang panjang, Erwin Gutawa berhasil meniti jalan menuju puncak keberhasilan sebagai seorang komponis ternama di Indonesia. Karya-karyanya yang mengesankan dan bakat musiknya yang luar biasa membuatnya menjadi salah satu tokoh penting dalam industri musik Indonesia. Melalui perjalanan karir yang penuh prestasi, Erwin Gutawa terus menginspirasi banyak orang dengan dedikasinya dalam dunia seni musik Tanah Air.
Setelah menyelesaikan studi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) dengan jurusan Arsitektur, Erwin Gutawa memutuskan untuk sepenuhnya fokus di dunia musik. Ia telah menempuh jalannya dalam industri musik setelah perjalanan akademisnya. Selain itu, Erwin Gutawa juga terlibat dalam rencana konser “Chrisye Live” yang menunjukkan keseriusannya dalam mempertahankan dedikasinya terhadap musik.
Erwin Gutawa telah menjalani berbagai peran dalam dunia musik, termasuk sebagai anggota band fusion jazz bernama Karimata dari tahun 1985 hingga 1993 dan telah merilis lima album selama periode tersebut. Kiprahnya dalam bermusik semakin berkembang saat ia mendirikan Erwin Gutawa Orkestra pada tahun 1993. Langkah ini menandai awal dari perjalanan musiknya yang semakin menginspirasi banyak orang.
Di samping karirnya di industri musik, Erwin Gutawa juga menciptakan Erwin Gutawa Music School (EGMS), sebuah sekolah musik yang bertujuan untuk membimbing individu dalam mengasah kemampuan musik mereka serta memperluas wawasan bermusik. Sekolah ini terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi lambang kontribusi Erwin Gutawa dalam memberikan pendidikan musik yang berkualitas.
Kehidupan pribadi Erwin Gutawa turut melengkapi kesuksesannya dalam karir musik. Ia adalah suami dari Lulu Gutawa dan telah diberkahi dengan dua anak, Gita Gutawa dan Aura Gutawa. Keharmonisan keluarga Erwin Gutawa mencerminkan sisi lain dari sosok musisi yang berbakat di balik gemerlapnya industri musik.
Melalui perjalanan hidup dan karirnya, Erwin Gutawa telah menorehkan jejak yang menginspirasi banyak individu dalam dunia musik. Dedikasinya terhadap musik, kontribusinya dalam pendidikan musik, serta keberhasilannya dalam menyatukan karier musik dengan kehidupan pribadi yang harmonis menjadikan Erwin Gutawa sebagai figur yang patut diapresiasi dalam industri musik Indonesia.