Bisnis  

Soleh Solihun Minta Presiden Jokowi Batalkan Program Taperanya

Soleh Solihun telah menyampaikan keresahannya dengan meminta Presiden Jokowi untuk membatalkan PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Tapera melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Pesan ini tidak hanya berdasarkan asumsi pribadinya, tetapi juga merujuk pada pandangan berbagai pakar yang meragukan kebutuhan pelaksanaan program Tapera.

Dalam unggahannya, Soleh Solihun menegaskan permintaannya kepada Presiden dan pejabat terkait untuk mempertimbangkan kembali dan membatalkan PP tersebut. Ia mengungkapkan bahwa banyak ahli telah menyoroti alasan mengapa program Tapera sebaiknya tidak dijalankan, sehingga perlu dipertimbangkan kembali.

Soleh Solihun, seorang komika berusia 44 tahun, juga membagikan pengalaman pribadinya dalam menghadapi kesulitan finansial dengan penghasilan yang terbatas. Ia merasakan betapa beratnya situasi tersebut, terutama saat penghasilannya harus dipotong untuk iuran Tapera. Terlebih lagi, jika perusahaan tempat ia bekerja juga harus membayar iuran Tapera, hal ini dapat membawa dampak negatif pada masyarakat.

Dalam pengalamannya, Soleh Solihun menyoroti betapa signifikan perbedaan penghasilan meskipun sedikit di atas UMR (Upah Minimum Regional). Ia mengungkapkan bahwa kebijakan tambahan iuran untuk Tabungan Perumahan Rakyat dapat memberatkan pekerja yang telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

soleh solihun

Meski demikian, Soleh Solihun tetap berusaha menjaga pikiran positif dengan melihat Tapera sebagai wujud semangat gotong royong dan upaya untuk membantu masyarakat agar dapat memiliki rumah meskipun dalam kondisi penghasilan yang terbatas.

Dengan latar belakang pengalaman pribadinya dan pandangan terhadap kebijakan Tapera, Soleh Solihun mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul dari pelaksanaan program tersebut, serta mendorong diskusi lebih lanjut mengenai kebijakan tersebut demi kesejahteraan masyarakat.

Namun disisi lain, kebijakan iuran Tapera dapat tidak memberikan manfaat yang diharapkan dan justru berpotensi merugikan masyarakat. Dalam upaya menyampaikan pesannya tanpa emosi, Soleh bahkan mengakhiri dengan memberikan tanda hati dengan jari-jarinya usai dengan sopan memohon agar Presiden Jokowi mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut. “Tolonglah, Pak, saya mengerti bahwa niat Bapak baik, yaitu memberikan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Gotong royong memang baik, Pak, itu niat yang luhur, tetapi gotong-royong biasanya terkait dengan kegiatan yang melibatkan seluruh warga, seperti membersihkan lingkungan. Mohon dipertimbangkan kembali, Pak, jika niat mulia ini justru berdampak merugikan banyak orang. Semoga Bapak dapat memikirkannya kembali. Terima kasih…” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!