Tukul Arwana telah kembali muncul di layar kaca setelah mengalami kondisi kesehatan yang serius, yakni pendarahan otak yang memerlukan perawatan dan operasi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON). Dalam penampilannya kali ini, Tukul tampak ditemani oleh anak perempuannya, Vita, yang juga turut hadir untuk memberikan dukungan dan cerita mendalam seputar insiden yang menimpa sang ayah.
Dalam siaran program FYP, Vita dengan penuh keberanian bercerita mengenai peristiwa awal ketika sang ayah mengalami pecah pembuluh darah di kepala. Sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan, Tukul ditemukan tergeletak di lantai rumah, menyebabkan kekhawatiran besar di kalangan keluarga.
Vita menuturkan bahwa sebelum insiden terjadi, Tukul terlihat dalam keadaan baik-baik saja. Namun, ketika ditemukan tergeletak, Vita sempat berasumsi bahwa ayahnya mungkin tengah mengalami kesulitan menelan makanan, sehingga ia pun mencoba memberikan minuman.
Situasi semakin mengkhawatirkan ketika Vita merasa Tukul tidak merespons dengan baik. Hal tersebut mengarahkan langkah Vita untuk segera mengambil tindakan cepat, membawa Tukul ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
Dengan wajah penuh kepanikan, Vita langsung mengambil inisiatif untuk membawa Tukul ke fasilitas medis guna mendapatkan pertolongan. Setelah beberapa pemeriksaan dan diagnosis, Tukul akhirnya menjalani prosedur operasi untuk mengatasi kondisi kesehatannya yang serius.
Kisah dramatis dari perjalanan Tukul Arwana dan dukungan serta keberanian Vita dalam menghadapi situasi genting ini menjadi pembelajaran dan inspirasi bagi banyak orang. Dalam cobaan yang dihadapi, keluarga Tukul menunjukkan solidaritas dan keberanian yang luar biasa, mencerminkan kekuatan persatuan dalam menghadapi tantangan hidup.
“Sampai di sana CT scan segala macam, ternyata ayah pecah pembuluh darah. Malam itu juga dioperasi,” kenangnya. Usai menjalani operasi, kondisi Tukul menuntutnya untuk dirawat di ICU. Di hari-hari berikutnya, Tukul harus berjuang keras untuk beradaptasi kembali, menjalani sesi fisioterapi agar dapat kembali duduk dan menggerakkan kepalanya.
Setelah proses operasi selesai, Tukul memasuki fase pemulihan di ICU. Selama periode tersebut, Tukul harus menghadapi tantangan untuk beradaptasi kembali dengan kondisinya yang berubah, serta menjalani beberapa sesi fisioterapi guna memulihkan kemampuannya untuk duduk dan menggerakkan kepalanya.
“Sempat nggak bisa ngapa-ngapain. Duduk nggak bisa, nengok nggak bisa kanan kiri. Butuh 3 bulanan Ayah bisa duduk, nengok,” tandasnya. Tukul memberikan kesaksian tentang masa sulitnya setelah operasi, di mana ia mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Hanya setelah tiga bulan perjuangan dan rehabilitasi yang keras, Tukul berhasil pulih dan kembali mendapatkan kemampuan untuk duduk dan bergerak dengan lebih baik.